Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk seiring dengan menipisnya pasokan makanan. Warga Gaza menyuarakan keprihatinan mendalam karena bantuan kemanusiaan terhambat masuk sejak Israel menutup akses ke wilayah tersebut pada 2 Maret 2025.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengonfirmasi situasi ini, dengan Direktur Komunikasi UNRWA, Juliette Touma, menyatakan bahwa Gaza semakin dekat dengan kelaparan yang sangat parah.
Selain itu, Sekretaris Jenderal PBB menggambarkan Gaza sebagai “ladang pembantaian,” menyoroti tingginya jumlah korban jiwa akibat konflik yang terus berlangsung.
Di tengah situasi ini, pemerintah Indonesia berencana mengevakuasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia. Menteri Luar Negeri Sugiono menegaskan bahwa upaya evakuasi ini tidak dimaksudkan untuk merelokasi warga Palestina dari tanah air mereka, melainkan sebagai langkah kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa.
Kondisi di Gaza semakin memprihatinkan, dengan warga menghadapi ancaman kelaparan dan kekerasan yang terus berlanjut. Komunitas internasional diharapkan dapat mengambil langkah konkret untuk mengatasi krisis kemanusiaan ini dan memastikan bantuan dapat segera disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.