Waktu Paling Ideal Minum Kopi Agar Tidak Mati Muda

Faqih Ahmd

Foto: Ilustrasi Kopi. (Dok. Pexels)

Kopi adalah minuman favorit banyak orang dan sering dikonsumsi dengan berbagai cara, terutama di pagi hari sebelum memulai aktivitas. Namun, tak banyak yang menyadari bahwa waktu mengonsumsi kopi dapat berdampak pada kesehatan tubuh.

Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di European Heart Journal menunjukkan bahwa manfaat kopi tergantung pada kapan kopi itu diminum. Minum kopi pada pagi hari diketahui dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung.

Meski penelitian ini belum menjelaskan secara pasti mengapa minum kopi di pagi hari memberikan efek perlindungan terhadap jantung, salah satu hipotesisnya adalah bahwa konsumsi kopi di sore atau malam hari bisa mengganggu ritme sirkadian atau jam biologis tubuh.

“Ini merupakan studi pertama yang mengevaluasi hubungan antara waktu konsumsi kopi dan dampaknya terhadap kesehatan,” ungkap Dr. Lu Qi, peneliti utama sekaligus Direktur Pusat Riset Obesitas di Universitas Tulane, New Orleans, seperti dikutip dari CNN.

Dalam riset tersebut, peneliti membagi waktu konsumsi kopi menjadi dua pola utama: hanya di pagi hari dan sepanjang hari.

Hasilnya, orang yang minum kopi hanya pada pagi hari memiliki risiko kematian dini 16% lebih rendah dan risiko meninggal akibat penyakit kardiovaskular 31% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak minum kopi sama sekali. Sementara itu, mereka yang mengonsumsi kopi sepanjang hari tidak menunjukkan penurunan risiko serupa.

Hasil penelitian ini tetap konsisten meskipun telah disesuaikan dengan berbagai faktor lain seperti pola tidur, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penghasilan, aktivitas fisik, pola makan, dan kondisi kesehatan seperti hipertensi, diabetes, serta kadar kolesterol.

Selain itu, manfaat tersebut tampaknya tidak dipengaruhi oleh jenis kopi—baik berkafein maupun tanpa kafein.

Meski hasilnya menjanjikan, ahli gizi Vanessa King yang tidak terlibat dalam penelitian ini menegaskan bahwa studi ini bersifat observasional, bukan eksperimental, sehingga tidak bisa menjadi acuan tunggal dalam penentuan sebab-akibat.

Penulis:

Faqih Ahmd

Related Post

Tinggalkan komentar