Nilai tukar rupiah di pasar non-deliverable forward (NDF) mencapai level terendah dalam 27 tahun, yakni Rp16.754/US$ pada 3 April 2025 pukul 10:38 WIB, menurut data yang dihimpun oleh Refinitiv.
Pencapaian ini mencerminkan adanya tekanan signifikan yang berasal dari dinamika pasar global serta sentimen investor yang semakin berhati-hati terhadap kondisi ekonomi saat ini. Penurunan ini menimbulkan keprihatinan di kalangan pelaku pasar dan ekonom.
Dalam situasi yang berbeda, penutupan perdagangan reguler terakhir sebelum libur Lebaran pada 27 Maret 2025 menunjukkan adanya sedikit penguatan rupiah. Pada hari tersebut, nilai tukar tercatat mencapai Rp16.555/US$ dengan kenaikan tipis sebesar 0,12%.
Para analis menilai bahwa fluktuasi ini dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti ketidakpastian pasar internasional, serta faktor domestik termasuk kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia. Kenaikan kecil pada penutupan perdagangan reguler diharapkan bisa menjadi indikasi awal pemulihan sentimen pasar.
Meski demikian, posisi terendah yang tercapai di pasar NDF tetap menjadi perhatian utama karena menunjukkan adanya tekanan fundamental terhadap rupiah. Para pelaku pasar dan investor kini mengamati dengan seksama langkah-langkah yang akan diambil oleh regulator untuk menstabilkan nilai tukar.
source: revinitif
Informasi ini memberikan gambaran penting mengenai tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia. Dengan data yang kredibel dari Refinitiv, para pengamat berharap bahwa langkah-langkah strategis akan segera diterapkan guna meredam volatilitas dan menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.
