Rupiah Melemah, Pemerintah Tegaskan Tak Perlu Panik: Dibanding Negara Lain, Masih Stabil

Khafiza Yuliana

Petugas memperlihatkan lembaran rupiah dan dolar AS di lokasi penukaran valuta asing, Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Fathul Habib Sholeh)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat menembus Rp 17.000 pada awal April 2025. Meskipun begitu, sejumlah pejabat ekonomi menyampaikan bahwa kondisi tersebut masih terkendali dan tak perlu menimbulkan kepanikan berlebihan di tengah masyarakat.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri bahwa pelemahan rupiah masih dalam batas wajar. “Rp 17.000 itu masih bisa ditoleransi,” katanya. Ia menilai gejolak nilai tukar seperti ini merupakan dampak global yang tak hanya terjadi di Indonesia.

Senada dengan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menggarisbawahi bahwa jika dibandingkan dengan negara lain, pelemahan rupiah justru termasuk yang paling stabil. Ia mencontohkan yen Jepang yang mengalami depresiasi lebih dari 50 persen terhadap dolar AS. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara-negara besar lain.

Airlangga juga menambahkan bahwa gejolak nilai tukar seperti ini menjadi perhatian global, termasuk oleh pemerintah Amerika Serikat. AS disebut mulai mencurigai adanya praktik manipulasi nilai tukar atau currency manipulation dari sejumlah negara dalam merespons penguatan dolar.

Meski begitu, pemerintah Indonesia tetap menyiapkan langkah antisipatif agar pelemahan rupiah tidak berdampak besar terhadap ekonomi domestik, terutama sektor-sektor yang rentan seperti impor bahan baku, logistik, dan harga barang konsumsi.

Penulis:

Khafiza Yuliana

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar