Puan Maharani Ajak Akhiri Ketegangan antara PDIP dan Jokowi

Faqih Ahmd

(KININEWS) – Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, menanggapi kembali memanasnya hubungan antara PDIP dan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Ia mengimbau agar polemik tersebut segera diakhiri, terutama di bulan Ramadan.

“Sudahi hal-hal yang hanya membuat kita terpecah belah dan saling berprasangka. Apalagi ini bulan Ramadan, bulan penuh berkah. Mari berpikir positif dan bersama-sama membangun bangsa ini dengan semangat kebersamaan,” ujar Puan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (17/3/2025).

Puan menekankan bahwa masih banyak permasalahan bangsa yang harus diselesaikan secara kolektif. Ia menegaskan bahwa pembangunan negara tidak bisa dilakukan seorang diri.

“Kita masih menghadapi berbagai persoalan bangsa yang harus diselesaikan bersama. Membangun bangsa ini tidak bisa dilakukan sendirian, tetapi harus melibatkan semua pihak yang memiliki niat baik untuk negeri ini,” lanjutnya.

Ketika ditanya mengenai kondisi hubungan antara PDIP dan Jokowi saat ini, Puan tidak memberikan jawaban secara gamblang. Ia hanya mengajak semua pihak untuk melakukan introspeksi diri.

“Kita semua tidak sempurna dan memiliki masa lalu. Namun, kita harus melihat ke depan bagaimana membangun bangsa ini di tengah tantangan global dan berbagai persoalan yang tidak bisa diselesaikan sendiri,” ungkapnya.

Jokowi Bantah Kirim Utusan ke PDIP, Guntur Romli Meragukan

Sebelumnya, Jokowi membantah tuduhan bahwa dirinya mengirim utusan ke PDIP untuk meminta Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, mundur dari jabatannya. Ia menantang PDIP untuk mengungkap siapa utusan yang dimaksud.

“Tidak ada utusan. Kalau memang ada, sebutkan saja siapa orangnya agar jelas,” kata Jokowi di rumahnya, Sumber, Banjarsari, seperti dilansir detikJateng, Jumat (14/3).

Jokowi juga mengaku selama ini memilih diam meskipun kerap difitnah dan dicela.

“Saya sudah diam. Difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekkan saya diam, dimaki-maki saya diam. Saya terus mengalah, tapi ada batasnya,” ujarnya.

Menanggapi pernyataan tersebut, politikus PDIP, Guntur Romli, menilai pernyataan Jokowi bertolak belakang dengan kenyataannya.

“Jokowi mengaku diam, tapi hampir setiap hari berbicara ke media, seperti tiga kali sehari minum obat. Bagaimana bisa disebut diam?” kata Guntur, Sabtu (15/3).

Terkait kabar Jokowi mengirim utusan agar PDIP tidak memecatnya, Guntur enggan berkomentar lebih jauh. Namun, ia menegaskan bahwa penahanan Hasto Kristiyanto oleh KPK berkaitan dengan pemecatan Jokowi beserta keluarganya dari PDIP.

“Kami telah menerima informasi bahwa Sekjen Hasto akan ‘digarap’ sebelum Kongres. Dan ternyata, informasi tersebut benar terjadi,” pungkas Guntur.

Penulis:

Faqih Ahmd

Related Post

Tinggalkan komentar