Siapa sangka benda luar angkasa ternyata menyimpan potensi besar sebagai sumber mineral langka yang bisa ditambang? Salah satu perusahaan asal Amerika Serikat, AstroForge, berambisi menjadi pelopor dalam misi ini. Berbasis di California, perusahaan tersebut telah memulai langkah awal yang berani.
Pada 27 Februari 2025, AstroForge meluncurkan wahana antariksa nirawak pertamanya bernama Odin. Wahana senilai US$ 6,5 juta ini diterbangkan menggunakan roket SpaceX Falcon 9 dari Kennedy Space Center di Florida. Sekitar sembilan hari kemudian, perusahaan yakin Odin berhasil melewati Bulan dan melanjutkan perjalanannya ke luar angkasa sesuai rencana. Namun, sayangnya, AstroForge menghadapi masalah besar dalam menjaga komunikasi dengan wahana tersebut.
Meskipun begitu, mereka berharap Odin tetap melanjutkan misinya: perjalanan selama sembilan bulan menuju asteroid 2022 OB5 — objek luar angkasa yang terletak sekitar 8 juta kilometer dari Bumi. Odin akan menganalisis komposisi asteroid tersebut menggunakan sensor canggih yang dibawanya.
Meski menghadapi banyak tantangan, AstroForge menegaskan bahwa setiap langkah, bahkan yang gagal sekalipun, menjadi pelajaran berharga. “Masih banyak hal kecil yang harus kami lakukan, tapi kami akan terus mencoba,” ujar perwakilan perusahaan, dikutip dari BBC.
AstroForge berencana melanjutkan peluncuran berikutnya tahun depan, dengan target ambisius: mengembangkan teknologi untuk menambang asteroid di dekat Bumi. Fokus utamanya adalah mengekstraksi logam golongan platinum, yang sangat penting untuk produksi sel bahan bakar dan teknologi energi terbarukan. Penambangan di Bumi makin mahal, baik dari sisi biaya, dampak lingkungan, hingga risiko geopolitik — menjadikan penambangan luar angkasa sebagai alternatif menjanjikan.
Ian Lange, profesor di Colorado School of Mines, menyoroti bahwa teknologi penambangan asteroid masih penuh dengan ketidakpastian. Namun, kemajuan teknologi dan privatisasi industri luar angkasa membuat misi semacam ini kini lebih murah dan lebih mudah dibandingkan sebelumnya.
Hal ini didukung oleh Joel Sercel, pendiri perusahaan luar angkasa TransAstra yang berbasis di Los Angeles. Ia menambahkan bahwa dulu hanya pemerintah yang mampu menjalankan misi seperti ini, namun teknologi mereka cenderung kurang efisien. Kini, dengan hadirnya roket yang bisa digunakan ulang, membawa muatan ke orbit menjadi jauh lebih terjangkau, membuka peluang besar bagi perusahaan swasta seperti AstroForge.