Dokter spesialis anak, Dian Rosita Devy, mengungkapkan bahwa terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) terbukti efektif dalam melindungi anak-anak yang berisiko tertular TB dari penderita TB aktif di sekitarnya.
“TPT berfungsi untuk mencegah anak mengalami TB aktif atau sakit TB, terutama bagi mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien TB paru tetapi belum mengalami TB aktif,” ujar dr. Dian Rosita Devy, Sp.A, dari RSUD Tanjung Priok dalam webinar peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia yang digelar secara daring pada Senin.
Tuberkulosis (TB atau TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, hingga kelenjar getah bening. Penularannya terjadi melalui udara yang terkontaminasi percikan liur atau dahak penderita TB aktif saat batuk atau bersin.
Seorang penderita TB aktif berpotensi menularkan penyakitnya kepada 10 hingga 14 orang di sekitarnya, terutama anggota keluarga yang tinggal serumah. Oleh karena itu, tindakan pencegahan sangat penting, khususnya bagi anak-anak yang rentan terhadap infeksi TB dari orang-orang di lingkungannya.
Menurut dr. Dian, anak-anak yang terinfeksi TB sering kali tidak menunjukkan gejala khas seperti pada orang dewasa.
“Tidak semua anak yang terinfeksi TB akan langsung sakit, tetapi tanpa TPT, risiko berkembang menjadi TB aktif cukup besar,” jelasnya.
Gejala TB pada anak bisa berupa demam berkepanjangan dan berat badan yang sulit naik. Namun, ada juga anak yang terinfeksi TB tanpa menunjukkan tanda-tanda sakit. Untuk mencegah kondisi ini berkembang menjadi TB aktif, TPT dianjurkan bagi anak-anak yang berisiko tertular dari lingkungan sekitar.
TPT dilakukan dengan memberikan obat seminggu sekali selama tiga hingga enam bulan, yang tersedia di fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Dokter Dian menegaskan bahwa TPT aman bagi anak-anak selama diberikan dengan dosis yang tepat dan dipantau secara rutin untuk mendeteksi kemungkinan efek samping obat.
“Sebagian orang tua khawatir dengan efek samping obat. Namun, selama dosis diberikan sesuai anjuran dan dilakukan kontrol rutin, insya Allah aman. TPT bertujuan untuk mencegah anak jatuh sakit dan membantu penyembuhan,” katanya.
Selain TPT, pencegahan penularan TB pada anak juga bisa dilakukan dengan memastikan penderita TB aktif menjalani pengobatan secara disiplin hingga sembuh, menggunakan masker saat berada di sekitar anak, serta menerapkan etika batuk dan bersin yang benar.
Penderita TB disarankan untuk menutup hidung dan mulut dengan tisu atau sapu tangan saat bersin atau batuk. Jika tidak tersedia, mereka dapat menggunakan lengan atas sebagai penutup, lalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer berbahan alkohol.