Hidangan Tradisional yang Langka Jelang Lebaran

Dadang Tri Hatma

Makanan Langka Lebaran

Hidangan Tradisional yang Kian Langka Jelang Ramadan dan Lebaran

Saat Ramadan dan Lebaran tiba, aneka hidangan tradisional hingga modern biasanya meramaikan meja makan. Sayangnya, beberapa kuliner khas daerah justru makin jarang dijumpai. Berikut ini beberapa makanan khas yang kini mulai sulit ditemukan:

1. Kue Satu

Kue ini populer di era 1990-an. Berdasarkan laman Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, nama “kue satu” berasal dari proses pembuatannya yang rumit dan harus dicetak satu per satu secara teliti. Teksturnya yang renyah dengan rasa manis ringan menjadikannya kudapan favorit di masa lalu.

2. Sambai Oen Peugaga

Kuliner khas Aceh ini merupakan sambal berbahan utama daun pegagan yang diiris halus, lalu dicampur dengan aneka sayuran. Mengutip repository Kemdikbud, sajian ini biasanya hadir saat sahur atau berbuka puasa. Sayangnya, hidangan kaya nutrisi ini mulai jarang dihidangkan.

3. Kue Putu Ratih

Berbahan dasar beras dan gula merah, kue khas Kalimantan ini dulunya selalu hadir saat Lebaran. Namun, karena pembuatannya membutuhkan keahlian khusus yang kini makin langka, kue ini pun perlahan menghilang dari tradisi.

4. Sokko Palopo

Dari tradisi Bugis, Sokko berarti beras ketan, sedangkan Palopo merujuk pada gula kelapa. Hidangan ini biasanya tersaji menjelang Ramadan atau dalam acara syukuran setelah panen. Makanan ini melambangkan rasa syukur atas rezeki yang diterima dan harapan untuk panen lebih baik di masa depan.

5. Sayur Babanci

Kuliner Betawi yang unik ini biasanya dihidangkan saat Lebaran. Nama “babanci” diyakini berasal dari perpaduan kata “babah” (laki-laki Tionghoa) dan “enci” (perempuan Tionghoa). Sayur bersantan ini membutuhkan 21 jenis bumbu, tapi sayangnya banyak bahan utamanya kini sulit ditemukan, membuat makanan ini makin langka.

6. Geseng Bangsong

Masakan khas Dusun Wijenan Kidul, Jawa Timur ini berbahan dasar daging itik besar yang dimasak dengan rasa asam pedas yang menggugah selera. Biasanya dihidangkan saat acara keagamaan seperti Maulid Nabi, Idul Fitri, atau Idul Adha. Namun, hidangan ini mulai menghilang karena jarangnya masyarakat yang memasaknya.

7. Bubur Jali

Takjil manis khas Betawi ini terbuat dari biji jali, gula merah, daun pandan, serta santan kelapa. Kadang ditambah potongan nangka agar makin lezat. Menurut Pemprov DKI Jakarta, bubur jali cocok untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa. Sayangnya, hidangan ini kini lebih banyak dikenal lewat cerita ketimbang tersaji di meja makan.

Penutup
Tradisi kuliner Nusantara kaya akan cita rasa dan makna budaya. Sayangnya, beberapa hidangan khas mulai tersingkir oleh makanan modern. Mungkin sudah saatnya kita ikut melestarikan dan memperkenalkan kembali makanan-makanan tradisional ini agar tak hilang ditelan zaman..

Penulis:

Dadang Tri Hatma

Related Post

Tinggalkan komentar