Google Bayar Karyawan untuk Tidak Bekerja Selama Setahun Demi Cegah Hijrah ke Pesaing

Faqih Ahmd

Foto: Ilustrasi Google. (Dok. Pexels)

Google, perusahaan teknologi raksasa, dilaporkan membayar sejumlah karyawan di divisi kecerdasan buatannya (AI) agar tidak bekerja selama setahun penuh. Langkah ini diambil untuk menghindari kemungkinan mereka bergabung dengan perusahaan kompetitor seperti OpenAI atau Microsoft.

Situasi ini menunjukkan betapa sengitnya persaingan dalam merekrut talenta di bidang AI. Google lebih memilih memberikan cuti panjang bergaji kepada para pegawai dibandingkan melihat mereka pindah ke perusahaan saingan.

Business Insider melaporkan bahwa unit AI Google, DeepMind, menerapkan kebijakan non-kompetisi yang cukup ketat, khususnya kepada beberapa karyawan di Inggris. Dalam perjanjian tersebut, pegawai dilarang bekerja di perusahaan pesaing hingga 12 bulan, meskipun mereka tetap menerima gaji selama masa larangan tersebut. Hal ini dinilai sebagian pihak sebagai kondisi yang tidak adil bagi para peneliti dan profesional AI.

Nando de Freitas, Wakil Presiden AI di Microsoft, mengungkapkan bahwa banyak staf DeepMind yang menghubunginya dalam keadaan frustrasi karena terjebak dalam kontrak tersebut.

“Teman-teman @GoogDeepMind, selamat atas model-model luar biasa kalian. Tapi setiap minggu ada saja yang menghubungi saya dengan rasa putus asa, bertanya bagaimana bisa keluar dari kontrak ini, bahkan meminta pekerjaan. Beberapa di antaranya menyebutkan bahwa manajer mereka menyarankan ini sebagai jalan untuk mendapat promosi. Tapi saya tidak membalas,” tulis Nando melalui akun X-nya pada 26 Maret 2025.

Ia mendorong para karyawan DeepMind untuk saling memberi dukungan dan menyampaikan langsung keluhan mereka ke pimpinan. Ia juga mengkritik keras praktik perjanjian non-kompetitif, apalagi jika diberlakukan oleh perusahaan AS di wilayah Eropa.

“Jangan pernah tanda tangan kontrak seperti ini. Tidak semestinya perusahaan Amerika memiliki kuasa sebesar itu, terlebih lagi di Eropa. Ini merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang tak bisa dibenarkan oleh alasan apa pun,” tegasnya.

Penulis:

Faqih Ahmd

Related Post

Tinggalkan komentar