(kininews) – Elon Musk murka setelah perusahaannya, Tesla, menjadi sasaran aksi protes yang bahkan berujung pada pembakaran kendaraan listriknya. Orang terkaya di dunia itu mengecam tindakan tersebut sebagai terorisme.
Dilaporkan, lima mobil Tesla dibakar menggunakan bom molotov di Las Vegas, sementara di depan bengkel Tesla ditemukan coretan bertuliskan “Resist”. FBI tengah mengusut kasus ini, yang kemungkinan tergolong dalam tindakan terorisme. Pelaku, yang terekam mengenakan pakaian serba hitam, kini dalam pengejaran.
Beruntung, api berhasil dipadamkan sebelum mencapai baterai kendaraan, sehingga ledakan dapat dicegah. “Ini adalah serangan yang disengaja terhadap fasilitas Tesla,” kata kepolisian setempat.
Selain di Las Vegas, insiden serupa juga terjadi di Kansas, di mana dua unit Cybertruck dibakar. Sementara itu, di South Carolina, seseorang mencoba membakar stasiun pengisian Tesla, tetapi justru mengalami luka bakar akibat aksinya sendiri.
Merespons kejadian ini, Musk meluapkan kemarahannya di X (Twitter). “Menghasut perusakan Tesla di seluruh negeri adalah bentuk terorisme domestik yang ekstrem,” tulisnya, seraya membagikan gambar mobil Tesla yang terbakar.
Ia juga menuding Partai Demokrat sebagai dalang di balik aksi ini. “Kubu kiri (Demokrat) adalah partai yang penuh dengan kekerasan dan kebencian,” tulisnya.
Lebih lanjut, Musk menyebut serangan terhadap Tesla sebagai tindakan “gila dan tidak dapat dibenarkan”. “Tesla hanya memproduksi kendaraan listrik dan tidak melakukan apa pun yang layak diserang seperti ini,” ujarnya.
Sementara itu, Jaksa Agung Pam Bondi menegaskan bahwa serangan terhadap Tesla termasuk dalam kategori terorisme domestik. “Departemen Kehakiman telah menuntut beberapa tersangka dengan pasal yang memiliki hukuman minimal lima tahun penjara,” ungkapnya.
Bondi juga menambahkan bahwa penyelidikan akan terus berlanjut untuk menindak tegas pelaku serta pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pendanaan aksi kriminal ini. “Kami akan memastikan bahwa mereka yang berada di balik layar ikut bertanggung jawab,” katanya seperti dikutip CBS News, Rabu (19/3/2025).