Pemerintah China mengumumkan penerapan tarif impor tambahan sebesar 84% terhadap produk-produk asal Amerika Serikat (AS) yang mulai berlaku pada Kamis, 10 April 2025. Langkah ini merupakan respons langsung terhadap keputusan Presiden AS, Donald Trump, yang sebelumnya menaikkan tarif impor produk China hingga mencapai 104%.
Latar Belakang Ketegangan Perdagangan
Ketegangan perdagangan antara AS dan China telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir, ditandai dengan saling balas menerapkan tarif impor. Pada awal Februari 2025, China telah mengenakan tarif 15% pada produk batu bara dan gas alam cair dari AS, serta tarif 10% pada minyak mentah, mesin pertanian, dan kendaraan bermesin besar. Langkah tersebut diambil sebagai balasan atas tarif tambahan yang sebelumnya diterapkan oleh AS terhadap produk-produk China.
Dampak Terhadap Ekonomi Global
Penerapan tarif yang semakin meningkat antara dua ekonomi terbesar dunia ini menimbulkan kekhawatiran akan stabilitas perdagangan global. Mata uang China, yuan, mengalami tekanan akibat kebijakan tarif ini, mendorong bank sentral China untuk mengambil langkah-langkah stabilisasi. Selain itu, tindakan saling balas tarif ini berpotensi mengganggu rantai pasok global dan meningkatkan risiko resesi ekonomi di berbagai negara.
Reaksi dan Tanggapan
Pemerintah China menyatakan bahwa tindakan AS yang menaikkan tarif secara sepihak melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan merusak kerja sama ekonomi antara kedua negara. China menegaskan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasionalnya dan mendesak AS untuk segera memperbaiki kebijakan perdagangannya.
Prospek Ke Depan
Dengan eskalasi perang dagang ini, para analis memperingatkan potensi dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global. Investor dan pelaku pasar diimbau untuk memantau perkembangan situasi ini dengan cermat, mengingat dampaknya yang luas terhadap berbagai sektor ekonomi. Diharapkan kedua negara dapat kembali ke meja perundingan untuk mencari solusi yang saling menguntungkan dan menghindari dampak lebih lanjut terhadap perekonomian dunia.