Bentrokan antara pendukung pasangan calon bupati nomor urut 1, Yuni Wonda-Mus Kogoya, dan paslon nomor urut 2, Miren Kogoya-Mendi Wonerengga, dalam Pilkada Puncak Jaya, Papua Pegunungan, menimbulkan korban jiwa dan kerugian besar. Sebanyak 12 orang dilaporkan tewas, sementara 653 lainnya mengalami luka-luka akibat konflik yang pecah setelah proses pemungutan suara.
Selain korban jiwa, insiden ini juga menyebabkan kerusakan parah di wilayah tersebut. Ratusan bangunan dibakar, termasuk fasilitas pendidikan dan kantor desa, serta puluhan kendaraan dibakar massa. Ribuan warga terpaksa mengungsi demi menghindari kekerasan yang meluas.
Bentrokan diduga dipicu oleh ketidakpuasan atas hasil sementara pemungutan suara. Ketegangan meningkat tajam saat pendukung masing-masing calon mulai terlibat dalam aksi saling serang dengan senjata tradisional, seperti busur, panah, dan parang.
Aparat keamanan gabungan dari TNI dan Polri dikerahkan untuk mengendalikan situasi. Mereka berupaya memisahkan kedua kubu dan mengamankan lokasi yang terdampak kericuhan. Suasana pun perlahan dapat dikendalikan, meski ketegangan masih terasa.
Pemerintah daerah dan aparat keamanan telah memfasilitasi mediasi antara kedua pasangan calon. Dalam pertemuan tersebut, disepakati untuk menghentikan aksi kekerasan, menarik mundur para pendukung, dan menyerahkan proses pemilu sepenuhnya kepada penyelenggara yang dikawal ketat oleh aparat.
Pj Bupati Puncak Jaya menegaskan pentingnya menjaga stabilitas dan keamanan daerah, serta menyerukan seluruh warga untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi. Pemerintah juga berjanji akan memberikan bantuan bagi korban dan mempercepat pemulihan pasca-bentrokan.